Langsung ke konten utama

Saya dan Santri

       10 tahun yagg lalu ketika saya masih duduk di bangsu sekolah menengah pertama saya teringat akan pendidikan disiplin yang di terapkan oleh guru saya, pada saat itu para guru memperlakukan muridnya sangat hati-hati terhadap hal negatif dengan satu harapan seorang sang murid menjadi generaai muda yang disiplin akan beberapa hal, baik itu ilmu, waktu maupun akhlaq dan ini sangat terbukti dengan penerapan konsep disiplin pada generasi saat itu yabg telah di buktikan oleh beberapa lulusan pesantren.

      Dan yang menjadi pertanyaan saat ini pendidikan disiplin seperti apakah yang diterapkan oleh pesantren? sehingga saat ini  banyak sekolah  menerapkan full day school yang secara tekhnis mereka menghabiskan setengah harinya di sekolah dengan beberapa intrumen-instrumen kepesantrenan yang di terapkan oleh lembaga itu semisal adanya adanya mata pelajaran fiqih, akhlaq dan aqidah yang nantinya akan menjadikan pondasi awal anak untuk menetukan cicta-cita mereka, seperti menjadi Polisi yag santri, menjadi pejabat yang santri menjadi apa saja yang santri, karena pada dasarnya kata santri itu bukan hanya untuk orang yang mondok di pesantren akan tetapi semua yang mempelajari ilmu Agama secara mendasar dan tekun itu disebut santri ini kata guru saya Ust. Rohman Gibol,

      Dan untuk menyambut hari santri nasional kita wajib memberikan sumbangsih terbesar kepada negara ini berupa karya yang bermanfaat untuk generasi-generai penerus karna santri adalah pilar terkuat bangsa ini. Yang pernah menjadi garda terdepan dalam merebut kemerdekaan, maka dari itu di era yang penuh dengan persaingan, peran kita sebagai santri sangat di nanti oleh bangsa ini untuk mengembaliakan kejayaanya berupa karya yang bermanfaat dan ilmu yang selalu akan di kenang. Bagi para santri teruslah bersemangat dalam mencari ilmu tuhan karena negara ini menunggumu..,,,,,, santri untuk negeri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDIDIKAN KHARAKTER KELUARGA

Perkembanagan pola hidup yang selalau berubah-ubah membuat turunya norma-norma budaya bangsa, telah terjadi sebuah pergeseran etika dalam berbangsa dan bernegara, Negara Indonesia dengan sejuta Budaya telah memberikan kita contoh besar arti sebuah perbedaan, karenan berbeda bukan berarti tidak sama akan tetapi tetap menjungjung tinggi   satu kesatuan, perbedaan dalam idiolgi bukan menjadi penghambat dalam bersikap. Keanekaragaman budaya telah lama diwariskan oleh nenek moyang kita, oleh karnanya mereka telah mewarisi kehidupan yang beradap dengan menjungjung tinggi norma-norma dalam bersikap meskipun budaya mereka berbeda dan ini juga berpengaruh kepada kehidupan keluarga mereka yang sangat menjaga teradisi saling menghormatai, contohnya kecil menghormati yang lebih tua dan sesama yang selalu menjadikan ciri khas warisan bangsa indonesia. Etika di sekitar kita telah mengalami sebuah pergeseran yang sangat siknifikan terutama perubahan ini sangat   jelas pada anak us...

cerita pagi ini

hai semua, selamat malam,,,,.. pagi tadi satu pelajaran indah telah aku sampaikan ke anak didiku, indahnya ini bukan ada kaitan dengan mata pelajaran yang aku ampu tapi suatu langkah awal mendidik generasi bangsa untuk cinta akan indahnya alam atau lingkungan kita, niatanku mengajak mereka tidak lain adalah untuk mengawali dalam melestarikan lingkungn dengan menerapkan pondasi akan cinta pada lingkungan dan sasaranya adalah anak remaja yang nantinya akan memimpin negeri ini.  mendidik generasi muda dengan hal yang positif adalah permulaan untuk memulai hidup lebih nyman di bumi ini, dengan adanya pembelajaran untuk menjawa lingkungan dan mendidik anak akan kecintaan pada tumbuhan itu adalah langkah awal para pendidik, agar nantinya output mereka bisa meminimalisir terjadinya kerusakan lingkungan, nah ini para sahabat blogger adalah cerita saya hari ini dalam melestarikan lingkungan dan selanjutnya saya tunggu bagaimna anda sekalian dalam mendidik generasi muda untuk cinta aka...

Ketika Guru Dijadikan Bermental Pegawai

Mental seseorang terbangun dari pekerjaan atau statusnya sehari-hari. Seorang petani akan bermental petani. Sehari-hari oleh karena pekerjaannya adalah mengurus tanaman yang harus serba menunggu, yaitu menunggu musim tanam, menyiangi, waktu memupuk, memanen, maka akan berbeda dengan profesi lain misalnya berdagang. Pekerjaan seorang pedagang penuh dengan kompetisi, yaitu mulai dari mencari dan memilih  dagangan, menjual, dan kemudian mencari dagangan lagi. Antara mental petani dan pedagang menjadi berbeda. Lain lagi adalah mental pegawai. Oleh karena pekerjaan mereka sehari-hari  harus menyesuaikan dengan petunjuk orang lain, ialah para atasannya, maka mereka akan selalu menunggu perintah. Hasil dari apa yang dikerjakan tidak dirasakan sebagai miliknya sendiri.  Mereka merasa hanya sebagai pekerja. Bagi mereka yang penting adalah sudah bekerja sesuai dengan SOP yang dibebankan. Prestasi mereka diukur dari target atau ukuran tertentu, dan biasanya hanya dilihat dari s...