Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Guru ku

Sosok Kyai Merakyat (Alm. KH. Abdul Haq Zaini, Lc)- Pengasuh PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo. KH Abdul Haq Zaini, lahir pada tanggal 5 Mei 1953 di Tanjung, Paiton Probolinggo. Ra (Gus) Abdul Haq kecil lahir dalam keadaan tidak normal. “Tubuhnya terbungkus semacam kulit tipis,” kata Ratib (61) santri senior Pondok Pesantren Nurul Jadid. Melihat keganjilan tersebut, lanjut Ratib, ayahandanya berdoa kepada Allah agar bayi Ra Abdul Haq bisa tumbuh normal. Seiring doa ayahandanya, akhirnya telinga Ra Abdul Haq kecil mulai keluar dari kulit yang membungkus seluruh tubuhnya. Kemudian perlahan-lahan menjadi normal sebagaimana layaknya anak kecil lainnya. “Hanya saja, di ujung bagian telinga kanannya berlubang,” kata Ratib. Sejak kecil, Ra Abdul Haq senang olah raga. Salah satunya adalah pencak silat. Saat itu beliau berniat berguru kepada ayahandanya. Namun karena tingginya tingkat kesibukan ayahandanya, ia dianjurkan untuk berguru pada orang lain. Selain gemar olah raga, saat rema

keunikan bahasa madura

Sudah lama saya belajar bahasa Madura. Tetapi baru setahun ini saya menyadari bahwa ada beberapa keunikan dalam bahasa Madura. Meskipun ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa asal usul bahasa Madura berasal dari kawasan Jawa bagian timur (sekitar Situbondo, Bondowoso, separuh Probolinggo, separuh Jember dan utara Banyuwangi) yang di bawa oleh para pengungsi korban bencana merapi sekitar 4000 tahun yang lalu. Belajar bahasa Madura ternyata susah-susah sulit. Apalagi ketika mencari kosakata yang didalamnya terdapat huruf W. Belum lagi pengucapannya atau pelafalannya sangat jauh dari teks aslinya. Bahkan ada satu kata yang tulisannya sama, tetapi ejaan dan maknanya berbeda. Seperti kata "Baja (baca : beje)" yang memiliki arti waktu, besi baja dan buaya. Tergantung ejaan atau pelafatannya. Dan yang paling sulit adalah ketika mencari huruf W. Karena hampir seluruh kosakata, baik dalam bahasa Indonesia maupun Jawa akan berubah dari W menjadi B. Seperti kata Sawah menjadi Sa

cerita pagi ini

hai semua, selamat malam,,,,.. pagi tadi satu pelajaran indah telah aku sampaikan ke anak didiku, indahnya ini bukan ada kaitan dengan mata pelajaran yang aku ampu tapi suatu langkah awal mendidik generasi bangsa untuk cinta akan indahnya alam atau lingkungan kita, niatanku mengajak mereka tidak lain adalah untuk mengawali dalam melestarikan lingkungn dengan menerapkan pondasi akan cinta pada lingkungan dan sasaranya adalah anak remaja yang nantinya akan memimpin negeri ini.  mendidik generasi muda dengan hal yang positif adalah permulaan untuk memulai hidup lebih nyman di bumi ini, dengan adanya pembelajaran untuk menjawa lingkungan dan mendidik anak akan kecintaan pada tumbuhan itu adalah langkah awal para pendidik, agar nantinya output mereka bisa meminimalisir terjadinya kerusakan lingkungan, nah ini para sahabat blogger adalah cerita saya hari ini dalam melestarikan lingkungan dan selanjutnya saya tunggu bagaimna anda sekalian dalam mendidik generasi muda untuk cinta akan ke